Thursday, December 23, 2010

Seputar Kampus

Sudah sangat lama saya tidak berkunjung ke kampus. Dan akhirnya, hari rabu (22 Desember 2010) saya sampai di kampus "tercinta". Tidak banyak memang yang berubah dari kampus kita. Tapi setidaknya ada beberapa hal yang berubah. Pada hari itu saya bukan tak sengaja pergi ke kampus. Bukan tak sengaja pula bertemu beberapa teman lama. Baiklah, setidaknya ada beberapa yang memang tidak sengaja.
Hari itu (rabu, 22 desember 2010) saya membuat janji dengan kak Rama Bary Baratha yang lebih akrab dipanggil kak Coki. Kalau tidak akrab berarti, kak Rama. Kak Coki ingin mengetahui tempat tes interview yang akan diadakan hari berikutnya. Kebetulan kak Coki bukan asli jogja dan dia tidak sebanyak itu tahu jalanan yang cukup tersembunyi di jogja. Jam 11.00 kami janjian di kampus. Kebetulan ada beberapa hal yang ingin diurus kak Coki di kampus. Kira-kira pukul 10.50 saya sampai di kampus. Rupanya kak Coki belum sampai jadi saya menunggu sebentar. Kira-kira pukul 11.00 dia datang dan menghampiri saya. Setelah berbincang sebentar di depan kampus, kita masuk ke dalam untuk "menyelesaikan" urusan kak Coki. Di dekat tangga naik lantai 2 saya bertemu kak Dan. Dia sedang asik ber-internet ria dan menunggu dosen. Sambil menunggu kak Coki, saya temani kak Dan ngobrol bentar. Beberapa saat kemudian kak Coki datang dan berkata kalau dia hendak mencari pak Budi Bayu Murti (BBM) ke laboratorium. Kami berdua menuju parkiran dan tancap gas menuju lab yang tak jauh dari kampus. Sesampainya di lab, orang yang dicari tidak ada. Setelah berdiskusi, rupanya kami salah. Kami segera kembali ke kampus mencari pak Y (nama disamarkan dengan alasan lupa nama panjangnya). Sesampai kampus, pak Y sudah beristirahat. Menunggu jam istirahat habis kami memutuskan untuk makan siang dan mencari alamat tempat kak Coki tes. Setelah lokasi alamat kami ketahui, kami kembali ke kampus. Sampai kampus kira-kira jam 13.30 yang harusnya jam istirahat sudah habis. Sesampai dikampus kami menunggu pak Y yang belum ada di ruangan. Keperluan kami dengan pak Y adalah meminta stempel. Rupanya ada bangku baru di depan ruangan beliau. Beberapa saat kemudian seorang teman mendatangi kami. Sambil menunggu pak Y yang belum kunjung datang, kami ngobrol bertiga. Cukup lama kamu ngobrol, mungkin sekitar setengah jam. Setelah pak Y datang, kak Coki masuk ke ruangannya, teman kami yang bernama kak Pandu yang menemani kami pun pergi makan siang menjelang sore. Selesai dari kampus, kami pun pergi.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kadang Ada Kadang Enggak INDOSAT

Tuesday, December 21, 2010

Integrasi Layanan pada Handset

Akhir-akhir ini semenjak menjamurnya BlackBerry® di Indonesia, operator seluler mulai melirik pasar dengan integrasi layanan pada handset mereka. Boleh jadi BlackBerry® yang menjadi pemicu akan hal ini. Semenjak BlackBerry® menjadi tren di masyarakat indonesia yang awalnya ditujukan kepada kaum eksekutif sekarang sudah merebak hingga kaum pelajar. Menjamurnya BlackBerry® di Indonesia selain karena kenyamanan dan fitur yang ditawarkan oleh handset itu, juga dipengaruhi oleh nge-tren-nya social networking seperti facebook dan twitter. Dari potensi pasar ini, maka sekarang bermunculan handset yang memiliki kemampuan/fitur untuk tetap dapat terhubung dengan layanan instant messaging maupun social networking. Bahkan sudah banyak bermunculan handset yang memiliki fitur serupa dengan BlackBerry®. Beberapa handset produksi cina bahkan memiliki fitur mirip BBM (BlackBerry® Messenger).
Dari adanya potensi ini, beberapa operator seluler bekerja sama pabrikan maupun developer untuk men-support produk mereka. Misalnya: ipad, android, nokia dan sebagainya. Bahkan dalam waktu dekat ini Indosat memiliki layanan NMS (Nokia Messaging service). Layanan ini adalah layanan push email, chatting dan social networking. Syarat dapat digunakannya layanan ini adalah aktifnya gprs dan os yang digunakan s60/s40. Harga yang dikenakan untuk layanan ini bahkan cukup murah. Selain nokia, Indosat juga menyediakan layanan untuk para pengguna handset berbasis android.
Android merupakan software berbasis kode computer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga programmer bisa membuat aplikasi baru di dalamnya, terdapat Android Market yang menyediakan ribuan aplikasi baik yg gratis maupun berbayar, serta memiliki aplikasi native Google yang terintegrasi, seperti push email GMail, Google Maps, dan Google Calendar. Untuk dapat menggunakan layanan ini, pelanggan cukup mendaftarkan diri pada layanan broadband. Tarif yang dikenakan untuk layanan broadband sendiri tidak beda jauh dari tarif yang dikenakan untuk layanan BIS (BlackBerry® Internet Service). Dalam layanan tertentu wifi BlackBerry® tidak dapat digunakan. Akan tetapi, jika kita bandingkan harga yang harus dibayar untuk layanan broadband dengan layanan BIS untuk BlackBerry®, kita akan menemukan bahwa sebenarnya harga yang kita bayarkan sebanding dengan fitur yang kita dapat. Sedangkan untuk layanan pada ipad dan iphone, mirip dengan android.
Dalam persaingan yang ketat ini, tentu kita bisa dibuat bingung memilih layanan apa yang ingin kita pakai. Hal pertama yang perlu kita pertimbangkan adalah kebutuhan kita. Apa yang sebenarnya kita butuhkan. Apakah cukup dengan IM dan chatting saja atau juga browsing. Lalu seberapa sering kita menggunakan layanan itu dan dampaknya. Karena dari situlah kita dapat mengkalkulasi harga dan kemanfaatannya. Dan yang terakhir adalah perkembangan/service/layanan purna jual untuk handset itu, misal: update, upgrade system. Semoga bermanfaat.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kadang Ada Kadang Enggak INDOSAT

Monday, December 20, 2010

Rp 3.000,00

Bagun pagi (istilah lokal) lalu mandi. Agak tak biasa keseharian saya pagi ini. Hari ini saya memang berniat jalan-jalan. "Mblusuk" ke suatu tempat yang jarang dilewati orang banyak. Mengetahui rencana saya hari ini, ibu meminta saya untuk membeli dawet. Tentu dawet sudah bukan barang asing bagi kita.
Karena sudah lama tidak minum es dawet, akhirnya saya bersedia untuk pergi membeli dawet sebelum jalan-jalan. Untuk menghindari polisi yang berjaga disekitar bunderan srandakan, akhirnya saya ambil jalan memutar sekalian melihat sekeliling. Sesampainya dipasar tempat tukang dawet itu saya mengurangi kecepatan motor. Biasanya tukang dawet itu berjualan dipinggir jalan.
Karena tertutup kerumunan, saya tidak melihat dimana tukang dawet itu. Begitu saya lewat, rupanya tukang dawet itu masih jualan disitu. Akhirnya saya memutar balik motor dan membeli dawet dengan uang Rp 3.000,00. Wew, dawet yang saya dapat sangat banyak. Cukup diminum 4 orang. Nikmatnya jogja. Murahnya jogja. Segera saya pulang. Sesampainya dirumah, ibu menyajikan dawet dengan ditambah buah nangka. Dan rasa dawet itu memang enak. Hanya dengan Rp 3.000,00 bisa memuaskan 4 orang. Hingga tulisan ini saya publish, dawetnya masih setengah. Sudah tak mampu menghabiskannya. Mungkin untuk nanti :D

Sampai jumpa di jogja kawan :D



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Mbrebet INDOSAT

Sunday, December 19, 2010

Jack of all trades, master of none

Beberapa waktu yang lalu saya dibuat penasaran oleh status IM teman saya yang berbunyi "Jack of all trades, master of none. A person that is competent with many skills but is not necessarily outstanding in any particular one". Kalimat ini jika diartikan kedalam bahasa indonesia berarti "Pria dari seluruh pertukaran, master/ahli dari bukan apapun. Seorang yang memiliki kompetensi/bakat dalam banyak keahlian tapi tidak benar-benar menguasai satupun".
Ungkapan ini sangat menggelitik saya karena hal ini mirip dengan saya. Mempelajari banyak hal, tapi tak ada satu bidang yang secara serius saya geluti/tekuni/kuasai. Dengan menyimpan gengsi kedalam saku belakang celana saya (yang kebetulan memang tidak ada sakunya) saya beranikan diri bertanya darimana datangnya kalimat ini. Ini adalah kalimat yang cukup kuat untuk didapat dalam sekejab. Jawaban dari pemilik status itu adalah "The 'jack' came from wikipedia".
Dari jawaban yang diberikan itu, akhirnya saya mencari maksud dari kalimat diatas. Dan memang benar, kalimat itu adalah sebuah ungkapan dari abad ke 17. Sebuah ungkapan lama yang menggambarkan seseorang yang "bersinggungan" dengan banyak hal tapi tidak menguasai apapun. Bahkan dari berbagai negara dan bahasa ada ungkapan yang serupa mengenai tipe orang semacam ini.
Ada yang menggambarkan bahwa ini adalah hal bagus, tapi tak sedikit yang sebaliknya. Saya sendiri berpendapat bahwa memang ada kalanya kita sebaiknya tahu banyak hal/berwawasan luas, tapi lebih baik ada satu hal yang kita kuasai. Dari ungkapan itu saya menjadi sadar dan termotivasi untuk menggeluti sebuah bidang dan menjadi ahli dalam bidang tersebut dan tentu saja tanpa membuang hal yang lain.
Karena sungguh sayang jika kita melakukan hal setengah-setengah. Jadi, tidak ada salahnya kita membawa banyak pisau tumpul, setengah tajam dan tajam sebagai bekal kita untuk mengembara didunia ini. Karena bagaimanapun juga, pisau-pisau itu pasti ada manfaatnya.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Mbrebet INDOSAT

Interview

Interview kali ini bukan untuk mencari kerja. Beberapa hari yang lalu wilya menghubungi saya untuk dimintai interview sebagai pengguna smartphone blackberry. Karena satu hal dan lainnya, interview baru dapat dilakukan hari ini. Kali ini saya tidak ingin membahas proses interview, tapi lebih ke perjalanan menuju kesana. Setelah waktu dan tempat disepakati disebuah mall di yogyakarta, galeria mall jam 10.00 hari ini saya bangun pagi. Lebih pagi dari biasanya.
Pukul 07.50 wilya sms, berbunyi "Mas sinung..
ntar datengnya agak telat ga papa kok..
seingetku gale buka jam 10..
tapi ga tau juga hehehhehe :p".
Dari sms itu akhirnya niat saya berangkat dari rumah pukul 9.00 saya batalkan. Saya putuskan untuk berangkat pukul 9.30. Tetapi selesai saya sarapan, saya malah tertarik mengintip acara tv. Alhasil baru berangkat dari rumah pukul 9.50. Sempat pula di-sms oleh wilya dan temannya 2 kali dijalan.
Pukul 10.54 saya sampai di parking area b 2, segera saya naik tangga menuju lantai 1, resto tempat kita janjian. Di lantai 1 saya tidak menemukan resto itu, akhirnya saya cari berkeliling dari lantai 1 -> b 1 -> b 2 -> b 1 -> lantai 1 dan beruntung bisa menemukannya. Sesampainya disana, wilya tidak ada. Akhirnya saya putuskan untuk duduk di sebuah kursi kosong. Tapi belum sempat saya duduk, ada seorang mbak-mbak memanggil saya. Rupanya dia teman wilya. Setelah basa-basi akhirnya interview pun dimulai.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT